Karena materi manajemen keuangan karenanya 8 Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Para Ahli Batubara sebaliknya contoh manajemen keuangan karena pengertian manajemen keuangan menurut para ahli terutama 8 Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Para Ahli Batubara pertama-tama konsep manajemen keuangan demikian pula aktivitas manajemen keuangan. Pengertian Definisi Manajemen Menurut Para Ahli Setiap perusahaan, negara atau rumah tangga mmeiliki manajemen sendiri. Manajemen adalah sistem yang berfungsi untuk mengelola sesuatu.
Marry berpendapat bahwa Manajemen adalah sebuah seni, dimana setiap pekerjaan dapat dilakukan oleh orang lain dengan aturan tertentu. Luther Gulick Definisi manajemen diartikan melalui pendekatan suatu bidang ilmu pengetahuan. Dimana ada upaya secara sistematis yang memiliki tujuan bagaimana manusia bisa bekerja sama dalam menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Wilson Bangun Deskripsi manajemen adalah rangkaian kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap anggota organisasi/lembaga/kelompok untuk meraih tujuan kelompok tersebut. Setelah kita membahas tentang pengertian apa itu manajemen, diharapkan paham terlebih dahulu, agar ketika memahami fungsi manajemen lebih mudah. Inti dari management adalah me manage = seni mengatur personal atau kelompok untuk tujuan tertentu.
Objek dari manajemen itu sendiri adalah sumberdaya manusia atau manusianya. Maka dari itu untuk bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-hari alangkah baiknya kita mengetahui apasih fungsi managemen? Detailnya seperti apa mengatur itu? Dalam teorinya ada 5 fungsi utama manajemen, yaitu: 1. Perencanaan (Planning) Beberapa teori menyebutkan bahwa keberhasilan itu ditunjang 70% dari proses perencanaan. Perencanaaan dalam manajemen merupakankan fungsi mendasar karena menentukan tujuan dari perusahaan/organisasi dalam bentuk visi dan misi.
Dalam proses perencanaan, strategi-strategi yang yang akan ditempuh sudah harus ditentukan dari awal agar pelaksanaan keorganisasian sesuai dan tidak mengalami hambatan-hambatan. Pengorganisasian (Organizing) Fungsi organisasi adalah fungsi untuk mengatur anggota-anggota dalam suatu kelompok bisa organisasi. Pengorganisasian dilakukan agar setiap anggota dapat menjalankan peran sesuai fungsi dari status jabatannya. Sehingga tujuan organisasi tercapai dengan maksimal, istilah kerennya adalah the right man at the right place. Penempatan (Staffing) Tidak jauh berbeda dengan fungsi di administrasi, staffing di ilmu manajemen berfungsi sebagai mengatur sumber daya manusia dengan sumberdaya secara umum. Contoh: anggota mengetahui tempat peralatan penunjang kerja, mengetahui inventaris organisasi yang dimiliki, dll. Koordinasi (Coordinating ) Koordisanasi adalah fungsi lanjutan setelah tercapainya fungsi organizing.
Fungsi koordinasi bertujuan agar terjadinya peningkatan efisensi dan efektifitas kerja, menciptakan suasana kerja menjadi sehat, dinamis dan nyaman. Fungsi koordinasi tidak dibebankan kepada semua anggota organisasi, namun lebih kepada beban seorang atasan sebagai manager. Manager mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan bawahannya agar meningkatkan performa kerja masing-masing. Mengontrol (Controlling) Setelah ke empat fungsi di atas bisa dijalankan dengan baik, controling merupakan fungsi terkahir dari management. Dalam fungsi controling terdapat elemen-elemen penting, seperti fungsi pengawasan dan Fungsi evaluasi. Dalam pengawasan hendaknya dilakukan bagi setiap individu dalam anggota kelompok tertentu. Kemudian jika semua telah dilakukan, dilanjutkan dengan fungsi evaluasi agar kinerja seseorang tidak menurun, minimal standard dan kalau bisa di tingkatkan Tujuan-Tujuan Manajemen Tentukan segala sesuatu yang kita kerjakan memiliki tujuan atau capain tertentu.
Sama halnya dengan penerapan manajemen, nah sekarang kita pikirkan, ketika anda menerapkan prinsip-prinsip manajemen apa yang akan dan anda tuju dari penerapan tersebut. Jika anda masing bingung coba pahami kembali tentang pengertian manajemen, dan fungsi-fungsinya nya. Setelah paham baru tentukan tujuan anda menerapkan manajemen di kehidupan anda.
Berikut beberpa tujuan yang bisa di jadikan referensi buan anda sekalian. Pertama bisa menentukan strategi yang akan di pilih. Mengatur dan menjaga kesehatan perseorang, sistem keuangan, dan semua sektor perusahaan bisa mencapai profit yang maksimal. Mengevaluasi kembali apa yang telah dilakukan dar tahap perencanaaan sampai eksekusi. Inti dari tujuan itu untuk apa? Ilmu Manajemen itu bisa di aplikasikan di semua kehidupan.
Bisa diterapkan dari hal kecil sampai hal besar. Semua hal perlu manajemen karena dengan itu semua kegiatan bisa teratur dan tujuan pun bisa tercapai sesuai keinginan. Unsur-Unsur Manajemen Setiap sistem pasti memiliki unsur pembentuknya, berikut unsur-unsur manajemen yang sering kita pahami dengan 6M, sebagai berikut. Man = Manusia sebagai obejek dari manajemen. Money = Uang sebagai faktor utama untuk upah biaya dll, atau sarana utamana pelaksanaan manajemen. Material = Material merupakan faktor utama dalam produksi bisa produk, jasa atau kebijakan. Machines = Faktor pendukung untuk mempercepat kerja dalam manajemen.
Methods = Cara-cara tertentu agar mencapai hasil yang lebih maksimal. Markets = Tujuan akhir dari produk sebagai penerima outcam dari manajemen Prinsip-prinsip Manajemen Setelah mengetahui definisi manajemen, fungsi-Fungsi manajemen, Tujuan penerapan manajeman. Maka perlu anda diketahui ketahui pula prinsip-prinsip manajemen. Sebagai berikut. Hirarki. Inisiatif.
Disiplin. Keadilan.
Tata tertib. Pemusatan. Pembagian kerja.
Kesatuan perintah. Penggajian yang adil. Kesatuan pengarahan. Semangat untuk bersatu. Stabilitas kondisi karyawan. Wewenang dan tanggung jawab. Lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi Setelah kita mengetahui semua teori manajemen secara lengkap dan kita pahami.
Pengaplikasian dalam kehidupan sehari hari biasanya ditemukan pada raung lingkup pekerjaan. Meskipun pada kenyataanya dalam kehidupan sehari-hari kita menerapkan, namun jarang menyadarinya. Contoh dan Macam-Macam Manajemen Berikut ada beberapa Contoh manajemen dalam pengaplikasian di kehidupan sehari hari 1. Manajemen Sumberdaya Manusia Manusia menjadi objek tersendiri dalam proses manajemen. Saking pentingnya SDM, ada turunan ilmu manajemen yang meembahas tersendiri tentang manajemen SDM.
Manajemen SDM secara garis besar merupakan salah satu cabang ilmu manajemen yang secara spesifik mempelajari manusia. Kajian yang dibahas berupa hubungan antar manusia, pengaturan kinerja, kualifikasi pekerja, peningkatan kualitas pekerja dan pengembarangan diri baik secara personal maupun secara organisasi. Selain itu manajemen SDM membahas hubungan tempat kerja dengan obyek utamanya adalah manusia. Manajemen SDM sangat urgent untuk dipelajari, dengan tujuan memaksimalkan tujuan organisai atau lembaga terkait.
Karena jika jika terjadi human eror dari sebuah organisasi, bisa mengganggu goalnya organisasi tersebut. Contoh: Pelaksanaan upgrading bagi pekerja, standar capaian kierja karyawan, penciptaan budaya kerja di perusahaaan dll. Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran adalah strategi-strategi yang di tempuh guna mencapai target dan tujuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Dengan memaksimalkan strategi yang sudah dibuat dan menggunakan sumberdaya dan peluang. Penerapan strategi dalam pemsaran sangatlah dinamis, sehingga harus di ukur apakah stategi yang digunakan efektif atau tidak.
Manajemen pemasaran sangat penting dimiliki oleh sebuah perusahaan, baik skala kecil maupun besar. Manajemen ini biasanya di terapkan di divisi marketing. Mengapa demikian karena, marketing adalah ujung tombak roda ekonomi perusahaan. Kekuatan marketing di suatu perusahaan menjadi tolak ukur kekuatan perusahaan itu sendiri. Contoh: Strategi marketing online dan offline, penguatan nilai tambah produk, penguasaan bahasa marketing, teknik promosi, teknik-teknik closing dan amsih banyak lagi.
Manajemen Organisasi Organisasi adalah bentuk atau pola hubungan dari kumpulan manusia yang mempunyai kesamaan visi dan tujuan. Sedangkan pengertian manajemen organisasi adalah seni dalam mengatur atau memanage pola hubungan organisasi. Pengaturan dalam organisasi diantaranya planning, pelaksanaan dan controling. Serta setiap SDM di organisasi tersebut harus mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen organisasi tidak di bisa dipisahkan dengan manajemen SDM karena objeknya sama sama manusia didalamnya. fokus manajemen organisasi ditujukan untuk anggotanya setelah itu baru difokuskan pada element-element pendukungnya.
Pembentukan organisasi pastilah mempunyai tujuan bisa pfofitable atau non profitable namun semua itu mustahil di capai jika manajemen organisasinya sangat buruk. Sehingga manajemen organisasi sangan penting untuk di pelajari dan di terapkan Contoh: Manajemen OSIS, Manajemen BEM, Manajemen Karang taruna dan masih banyak lagi organisasi-organisasi yang menerapkan manajemen. Pengertian Manajemen Resiko Pengertian manajemen resiko adalah ilmu turunan dari manajemen yang didalamnya melakukan pendekatan sturktur dalam mengelola ketidak pastian. Ketidak pastian tersebut berkaitan dengan ancaman.
Ancaman yang dimaksud adalah sesuatu rangkaian aktivitas yang muncul dari SDM itu sendiri atau dari SDA. Setelah munculnya ancaman bisa di analisis dengan penilaian resiko. Untuk menanggulagi ancaman tersebut maka di buat mitigasi resiko.
Mitigasi resiko antara lain berupa pemindahan resiko, menghindari, mengurangi dan menerima resiko semua atau sebagian sebagai konsekuensi risiko tersebut. Serangkaian atau strategi yang di lakukan tersebut merupakan bentuk manajemen resiko. Contoh manajemen resiko: penanggulangan bencana alam, kebakaran bahkan sampe kematian. Ada juga didalamnya ada manajemen resiko keuangan akan di bahas lebih lanjut di bawah ini. Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan adalah suatu sistem keuangan dimana didalamnya terdapat kegiatan tertentu.
Seperti perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana organisai atau lembaga tertentu. Urgentsi manajemen keuangan bagi organisasi menjadi salah satu fokus utama dalam menjalankan roda organisasi. Karena tanpa manajemen yang baik organisai tersebut akan mengalami masalah yang sangat besar. Tanpa ada pengecualian baik itu struktur organisasi yang profitable atau non profit.
Contoh: anggaran belanja organisasi, gaji/ upah karyawan, perpajakan sebuah organisai dll. Manajemen (K3) Pengertian manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (Manajemen K3) yaitu sebuah pengaturan atau sistem keselamatan dalam lingkungan kerja.
Pengaturan diterapkan dari mulai tingkat organisasi pelaksana dilapangan sampai tahap evaluasi lingkup pekerjaan. Tujuan dari Manajemen K3 adalah agar terciptanya lingkungan kerja yang nyaman, produktif, ideal, efektif dan efisien. Manajemen K3 sangat penting untuk dipahami bagi setiap pekerja di lingkungan kerjanya.
Sehingga manajemen ini memuat keterampilan dan kehati-hatian dari seorang pekerja. Pada dasarnya manajemen K3 diterapkan di proyek bangunan, pertambangan, laboratorium, pabrik. Fungsi dari manajemen K3 berfungsi dalam menjaga keselamatan pekerja.
Namun tujuan lain secara garis besar adalah supaya produkifitas agar target sebuah proyek bisa tercapai sesuai waktu. Pengertian Manajemen Persediaan Pengertian manajemen persediaan adalah sistem pengaturan yang di dalamnya terdapat manajerial tentang stok barang, sistem pergudangan agar informasi stok dapat mudah diketahui. Manajemen persediaan merupakan cabang ilmu dari manajemen secara luas dengan objek kajian berupa stok barang. Manajemen persediaan sangat erat kaitannya dengan manajemen gudang, karena jika kita perhatikan stok barang itu penyimpanannya pasti digudang. Namun secara spesifik gudang sebagai objek menjadi bahasan tersendiri dalam ilmu manajemen pergudangan. Ruang lingkup manajemen persediaan meliputi arus barang, baik yang yang masuk ataupun keluar dari gudang.
Pencatatan ketersediaan barang, pelaporan persediann stok barang dll. Contoh: Persediaan beras bulog, persediaan bahan baku pabrik, ketersedian suplai barang dari produsen dll. Penutup Semoga anda bisa memahami dari beberapa pengertian manajemen diatasa baik secara umum ataupun menurut para ahli. Terlebih bisa memahami fungsi dan tujuan penggunaan manajemen. Dari contoh penggunaan manajemen di atas intinya semua objek jika di terapkan dengan manajemen akan menghasilkan produktifitas yang lebih baik.
Manajemen Komunikasi terdiri dari dua kata yaitu yang berarti ilmu atau seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain dalam prosesnya yaiu membuat perencanaan, pengorganisisasian, pengendalian serta memimpin berbagai usaha dalam mencapai tujuan. Sedangkan komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.
Karena itu manajemen komunikasi merupakan perpaduan konsep komunikasi dan manajemen yang diaplikasikan dalam berbagai setting komunikasi. Manajemen komunikasi termasuk subdisiplin ilmu dari manajemen, menurut Kaye (1994), kelahiran subdisiplin manajemen komunikasi tidak terlepas dari adanya tuntutan untuk lebih membumikan ilmu komunikasi di tataran dunia nyata. Manajemen komunikasi lahir karena adanya tuntutan umtuk menjembatani antara teoritisi komunikasi dengan praktisi komunikasi.
Para teoritisi menghadapai keterbatasan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilkinya. Sementara para praktisi komunikasi mengalami keterbatasan pada rujukan teoritis atau ilmu komunikasi. Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli. Michael kaye (1994), Communication management is how people manage their communication processes through construing meanings about their relationships with others in various setting. They are managing their communication and actions in a large of relationship – some personal some professional. Bagaimana orang-orang mengelola proses komunikasi dalam hubungannya dengan orang lain dalam setting atau konteks komunikasi.
Menurut Parag Diwan (1999), Manajemen komunikasi adalah proses penggunaan berbagai sumber daya komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Antar Venus, Manajemen komunikasi adalah proses pengelolaan sumber daya komunikasi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pertukaran pesan yang terjadi dalam berbagai konteks komunikasi. Konteks komunikasi yang dimaksud disini berarti tataran komunikasi individual, interpersonal, organisasional, governmental, sosial, atau bahkan internasional. Manajemen komunikasi sangat identik dengan interaksi sosial. Ada kalanya kita harus mampu untuk memposisikan diri dengan tepat dalam situasi tertentu, kita juga harus mampu menghadapi dan menjalin kerjasama dengan orang lain tanpa mencampurnya dengan urusan pribadi.
Ini merupakan sebagian alasan diperlukannya sikap professional dalam diri anda masing-masing. Manajemen komunikasi berada di dalam dan diantara sistem sosial. Manajemen komunikasi meliputi P4I (Penerimaan, Pengolahan, Penyimpanan, dan Penyampaian Informasi) dalam sub-sub sistem soaial, diantaranya adalah individu, kelompok, organisasi, massa, dan masyarakat. Konsep manajemen dalam perspektif ilmu komunikasi pada hakikatnya dipahami sebagai proses memengaruhi orang lain. Selain itu, konsep dari manajemen komunikasi juga memberi saran kepada kita bahwa kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik bukan hanya sebagai hal yang sudah melekat dalam diri kita saja, melainkan sebagai suatu hal yang dapat kita pelajari dan kita kembangkan. Sebagai contohnya, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi agar dapat menjadi seorang komunikator yang memiliki kredibilitas.
Disinilah letak kegunaan mempelajari manajemen komunikasi, yaitu agar kita dapat lebih mengerti bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunikasi yang terjadi merupakan komunikasi yang efektif. Komunikasi dalam Manajemen dalam manajemen diibaratkan sebagai “minyak pelumas” bahkan GR. Terry mengatakan bahwa management is communications. Dari pendapat tersebut terlihat betapa pentingnya peran komunikasi dalam kegiatan manajemen.
Terry mengemukakan bahwa dalam suatu kegiatan manajemen terdapat lima bentuk komunikasi, antara lain:. Komunikasi formal. Biasanya terjadi dalam jalus komunikasi formal, memiliki wewenang dan tanggung jawab yaitu melalui instruksi-instruksi bentuk lisan dan tulisan sesuai dengan prosedur secara fungsional yang berlaku dari arus atasan ke bawahan atau sebaliknya.
Komunikasi non-formal, yaitu di luar komunikasi formal, terjadi secara spontan. Misalnya Sumbang saran yang berkaitan dengan tugas, kewajiban. Efektif digunakan dalam perusahaan yang bersifat padat karya dengan jumlah pekerja cukup banyak, dan tidak terlalu teknis. Komunikasi informal. Seperti halnya komunikasi non formal namun lebih menekankan pada aspek human relations-nya. Atau dengan kata lain digunakan dalam permasalahan di luar pekerjaan secara langsung.
Komunikasi teknis. Biasanya hanya dilakukan dan dimengerti oleh orang-orang tertentu saja yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Komunikasi prosedural. Biasanya dekat dengan komunikasi formal, diwujudkan misalnya dalam bentuk pemberian laporan tahuan/bulanan, instruksi tertulis, memo dan lain-lain. Empat alasan yang dapat dikemukakan sebagai landasan signifikansi bagi pengembangan subdisiplin ilmu manajemen komunikasi di dalam situasi globalisasi dewasa ini. Alasan tersebut adalah:. Terkait dengan tujuan ilmu komunikasi, Menurut Soesanto (1976), komunikasi bertujuan untuk menciptakan keharmonisan diantara pelaku-pelaku komunikasi.
Pola tindakan komunikasi untuk mencapai itu semua bukan hanya reaktif semata-mata, tetapi juga harus penuh dengan strategi. Manajemen komunikasi yang menggabungkan antara pendekatan manajemen dengan pengelolaan komunikasi memungkinkan kita untuk mewujudkan keharmonisan dalam komunikasi yang kita lakukan. Didasarkan pada karakteristik ilmu komunikasi. Karakteristik ilmu komunikasi antara lain bersifat irreversible, kompleks, berdimensi sebab akibat, dan mengandung potensi problem.
Dilihat dari karakteristik tersebut suatu proses komunikasi sangatlah rumit. Maka suatu tindakan komunikasi haruslah dikelola secara tepat. Disinilah subdisiplin manajemen komunikasi dapat memberikan kontribusinya. Terkait dengan kebutuhan fungsionalisasi ilmu komunikasi didalam upaya menciptakan/ knowledge worker di bidang komunikasi. Knowledge worker adalah tenaga komunikasi yang memiliki wawasan teoritis tentang komunikasi dan memiliki keterampilan dalam mengaplikasikan ilmu tersebut.
Dalam studi manajemen komunikasi, suatu model pembelajaran komunikasi yang mengarah pada pembekalan meaningful knowledge dan meaningful skills dapat dikonstruksi. Adanya asumsi peran ilmu manajemen akan semakin dominan dalam abad XXI sementara peran ilmu komunikasi akan semakin dibutuhkan dalam era globalisasi. Berdasarkan asumsi tersebut, maka kedua disiplin ilmu ini bersinergi dalam memecahkan berbagai persoalan sosial-komunikasi di masa sekarang dan akan datang. Komunikasi dipandang sebagai sentral elemen-elemen lainnya dalam kegiatan manajemen organisasi.
Alasan pertama, komunikasi memiliki fungsi untuk mempertemukan antara tujuan organisasi dengan terget hasil yang dicapai. Kedua, berfungsi untuk mengadaptasikan perubahan lingkungan organisasi. Ketiga, untuk membina hubungan antar anggota organisasi dalam melaksanakan berbagai tugas (beban kerja) organisasi. Untuk itu, kemampuan komunikasi yang efektif menjadi hal yang mutlak harus dimiliki oleh seorang pelaku organisasi. Sementara Onong U Effendy mengelompokkan komunikasi dalam manajemen menjadi tiga dimensi, yaitu:.
Komunikasi vertikal, yaitu arus komunikasi dua arah timbal balik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bisa dari atas ke bawah (downward communication) dan bisa dari bawah ke atas(upward communication). Komunikasi horizontal, merupakan komunikasi satu level yang terjadi antara satu karyawan dengan karyawan lainnya atau pimpinan satu departemen dengan departemen lainnya dalam satu tingkatan dan lain sebagainya. Komunikasi eksternal, Berlangsung secara dua arah antara pihak organisasi/lembaga dengan pihak luar. Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi ditentukan oleh kebijakan dan arus informasi yang ada dalam organisasi tersebut. Arus informasi akan membentuk pola-pola hubungan atau jaringan komunikasi. Menurut Stephen P.
Robbins pada umumnya dikenal lima model jaringan komunikasi yaitu sebagai berikut: a) Model Rantai (chain) Dalam model jaringan komunikasi ini, hanya dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward). Model ini hanya memungkinkan adanya hubungan garis langsung (komando) tanpa adanya suatu penyimpangan. Model ini banyak dianut dalam organisasi militer, masalah laporan keuangan, pembayaran gaji dan lain-lain. B) Model Roda (wheel) Sistem jaringan komunikasi, disini semua laporan, instruksi perintah kerja dan kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin empat bawahan atau lebih dan antara bawahan tidak terjadi interaksi (komunikasi sesamanya).
C) Model Lingkaran (circle) Pada model komunikasi ini semua anggota/staff bisa berinteraksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinyatetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap levelnya. D) Model saluran bebas (all-channel) Model ini adalah pengembangan dari model lingkaran, dimana semua tiga level tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa menganut siapa yang menjadi tokoh sentarlnya. E) Model huruf “Y” Model ini tidak jauh berbeda dengan model rantai, hanya saja terdapat empat level jenjang hirarki, satu supervisor memiliki dua atasan dan dua bawahan. Manajemen Komunikasi dalam Komunikasi Orang Dewasa Dalam buku Communication Management karya Michael Kaye, terdapat model komunikasi orang dewasa yang dianalogikan dengan ”Russian Matouschka dolls”. Boneka terkecil merupakan bagian yang terdalam pada konsep komunikasi orang dewasa ini.
Bagian ini merepresentasikan ”self”. Mengerti dan memahami diri merupakan tahap yang sangat penting dalam mencapai self-management yang efektif. Dalam hal ini, berarti kita melakukan komunikasi intrapersonal yang mencakup sensasi, persepsi, memori dan berfikir.
Sangatlah penting untuk mengerti bahwa model kompetensi ini bukan hanya terlihat sebagai bagian terluar atau sebagai casing saja, melainkan sebagai kompetensi manajemen komunikasi yang bisa terdapat di semua level model ”Russian Matouscha doll” ini. Seseorang menjadi kompeten dalam komunikasi intrapersonalnya ketika dia dapat memahami dirinya dan dapat menimbulkan ”self control” atau kontrol diri. Seseorang juga dapat terlihat kompeten ketika dia membangun, mengkoordinasi dan menjelaskan makna kepada orang lain.
Dan terakhir, seseorang dapat dinyatakan kompeten ketika dia memperlihatkan kemampuan untuk mengubah salah satu sistem yang dia jalankan atau orang lain dalam sistem tersebut.